Teknologi Listrik Hibrida Zunum (Softskill Task)

Original Text

Zunum’s Hybrid-Electric Planes Could Disrupt Commercial Flight Industry

Zunum Aero, a startup backed by Boeing and JetBlue, on Wednesday announced that it was developing regional hybrid-electric aircraft with backing from Boeing’s HorizonX innovation cell and JetBlue Technology Ventures. The planes, which will have 10 to 50 seats, are scheduled for launch in the early 2020s. With its regional aircraft, Zunum aims to democratize access to fast, affordable travel over distances of 700 miles at launch, to more than 1,000 miles by 2030.

Among the many advantages hybrid aircraft will offer, according to Zunum, are the following:

  • Decrease door-to-door travel times on busy corridors by 40 percent and cut travel time on less-trafficked corridors by 80 percent;
  • Sharply reduce operating costs, enabling ticket prices 40-80 percent below current fares;
  • Cut emissions by 80 percent, falling to zero over time as battery densities improve; and
  • Cut community noise 75 percent, enabling all-hours access to smaller airports.

 Zunum’s Dream

Zunum is developing technologies to create a regional electric air network that will offer an affordable alternative to highways and high-speed rail. It will operate both as a point-to-point service and as a feeder to hub airports. The company has a long-term partnership with the Center for Power Optimization of Electro-Thermal Systems, an NSF-sponsored research center at the University of Illinois. It also works with a network of collaborators across leading universities and government labs.

Zunum has been working with the United States Federal Aviation Administration since 2014 to drive development of certification standards for electric aircraft, a complete set of which is expected by 2018. The first electrics are likely to become certified in 2020.

Deconstructing Zunum’s Vision

“I like the idea of migrating to hybrid planes and I think the smaller regional planes are a good fit for regional airports not served by the larger airlines,” noted Jim McGregor, principal analyst at Tirias Research.

“Normally I’d be skeptical of a startup’s ability to accomplish critical mass to make air travel more affordable,” he told TechNewsWorld, “but Zunum’s financial backers, Boeing and JetBlue, could make this a reality.”

Boeing on Wednesday launched HorizonX to invest in early-stage technology companies.

“The technology exists,” observed Wayne Plucker, North America aerospace and defense director at Frost & Sullivan.

However, ground recharging is slow, and Zunum shows ducted fans for the engines and hints at fuselage-mounted turbines to recharge the batteries, which would require a flight ceiling of 20,000 to 30,000 feet, he told TechNewsWorld.

Further, “I doubt the 40-80 percent operating cost reductions,” Plucker remarked. Most importantly, each flight needs to get enough passengers to offset its costs, and that makes it hard to make their business case, he noted.  Zunum needs “a route that has consistent demand for more than 50 people on a daily basis year round and isn’t currently served,” said Plucker. “There aren’t many of those.”

Cutting Into the Airline Industry

If its plans succeed, Zunum could be a disruptive influence in the airline industry.

“Think of the impact Tesla’s having on the auto industry,” McGregor pointed out. “The same could happen to aircraft.”

Zunum “will also likely disrupt buses, passenger trains and even some shared ride and taxi car services,” said Rob Enderle, principal analyst at the Enderle Group.

“You could have a fleet of these planes instead of buses transport company employees and turn some of the parking lots into short airfields,” he told TechNewsWorld. “Google seems to have anticipated this with their Moffett Field location in Silicon Valley.”

However, “some place like Dubai, South Korea or China will likely do this in production first,” Enderle predicted, “largely because these countries are typically far more aggressive with technology and transportation.”

The Rush to Electric Hybrid Planes

Interest in electric plane development has been increasing in recent years.

NASA Langley researchers successfully flew a 10-engine electric plane in 2015.

Aurora Flight Sciences and the U.S. Defense Advanced Research Projects Agency, or DARPA, are working on the XV-24A LightningStrike VTOL experimental plane.

Zee Aero is working on its own electric hybrid aircraft. Airbus is working on a hybrid commercial plane through its E-Fan project.

In November, aerospace engineers and designers meet in Cologne, Germany, at the Electric & Hybrid Aerospace Technology Symposium 2017.

—————————————————————————————————————————————-

Translated By google

Pesawat Hybrid-Electric Zunum Bisa Mengacaukan Industri Penerbangan Komersial

Zunum Aero, sebuah startup yang didukung oleh sel inovasi HorizonX milik Boeing dan JetBlue Technology Ventures. Pesawat, yang akan memiliki 10 sampai 50 kursi, dijadwalkan diluncurkan pada awal 2020-an. Dengan pesawat regionalnya, Zunum bertujuan untuk mendemokratisasikan akses terhadap perjalanan yang cepat dan terjangkau dengan jarak tempuh 700 mil pada saat peluncuran, hingga lebih dari 1.000 mil pada tahun 2030.

Diantara kelebihan pesawat hibrida yang akan ditawarkan, menurut Zunum, adalah sebagai berikut:

  • Turunkan waktu perjalanan dari pintu ke pintu ke koridor sibuk sebesar 40 persen dan mengurangi waktu tempuh di koridor yang kurang diperdagangkan hingga 80 persen;
  • Tajam mengurangi biaya operasional, memungkinkan harga tiket 40-80 persen di bawah tarif saat ini;
  • Potong emisi hingga 80 persen, jatuh ke nol seiring waktu karena kerapatan baterai meningkat; Dan
  • Potong suara masyarakat 75 persen, memungkinkan akses sepanjang waktu ke bandara yang lebih kecil.

Zunum’s Dream

Zunum sedang mengembangkan teknologi untuk menciptakan jaringan udara listrik regional yang akan menawarkan alternatif yang terjangkau untuk jalan raya dan rel dengan kecepatan tinggi. Ini akan beroperasi baik sebagai layanan point-to-point dan sebagai pengumpan ke bandara hub. Perusahaan ini memiliki kemitraan jangka panjang dengan Pusat Optimalisasi Daya Sistem Elektro-Termal, sebuah pusat penelitian yang disponsori NSF di University of Illinois. Ini juga bekerja dengan jaringan kolaborator di universitas terkemuka dan laboratorium pemerintah.

Zunum telah bekerja sama dengan Federal Aviation Administration Amerika Serikat sejak tahun 2014 untuk mendorong pengembangan standar sertifikasi untuk pesawat terbang listrik, satu set lengkap yang diharapkan pada tahun 2018. Listrik pertama kemungkinan akan disertifikasi pada tahun 2020.

Dekonstruksi Visi Zunum

“Jim McGregor, analis utama di Tirias Research, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

“Biasanya saya akan skeptis terhadap kemampuan startup untuk mencapai critical mass untuk membuat perjalanan udara lebih terjangkau,” katanya kepada TechNewsWorld, “namun pendukung keuangan Zunum, Boeing dan JetBlue, dapat mewujudkannya.”

Boeing pada hari Rabu meluncurkan HorizonX untuk berinvestasi di perusahaan teknologi tahap awal.

“Ada teknologinya,” kata Wayne Plucker, direktur kedirgantaraan dan pertahanan Amerika Utara di Frost & Sullivan. Namun, pengisian ulang tanah lambat, dan Zunum menunjukkan kipas angin untuk mesin dan petunjuk pada turbin yang dipasang di pesawat untuk mengisi ulang baterai, yang memerlukan plafon penerbangan 20.000 sampai 30.000 kaki, katanya kepada TechNewsWorld.

Selanjutnya, “Saya meragukan pengurangan biaya operasi 40-80 persen,” Plucker berkomentar. Yang terpenting, setiap penerbangan perlu mendapatkan cukup banyak penumpang untuk mengimbangi biayanya, dan itu membuat sulit untuk membuat kasus bisnis mereka, catatnya. Zunum membutuhkan “rute yang memiliki permintaan konsisten untuk lebih dari 50 orang setiap hari sepanjang tahun dan saat ini tidak dilayani,” kata Plucker. “Tidak banyak dari mereka.”

Memotong Ke Industri Penerbangan

Jika rencananya berhasil, Zunum bisa menjadi pengacau di industri penerbangan.

“Pikirkan dampak dari Tesla terhadap industri otomotif,” McGregor menunjukkan. “Hal yang sama bisa terjadi pada pesawat terbang.”

Zunum “juga kemungkinan akan mengganggu bus, kereta penumpang dan bahkan beberapa layanan naik dan taksi bersama,” kata Rob Enderle, analis utama di Enderle Group.

“Anda bisa memiliki armada pesawat ini daripada mengangkut karyawan perusahaan transportasi bus dan mengubah beberapa tempat parkir menjadi lapangan udara pendek,” katanya kepada TechNewsWorld. “Google tampaknya telah mengantisipasi hal ini dengan lokasi Lapangan Moffett mereka di Silicon Valley.”

Namun, “beberapa tempat seperti Dubai, Korea Selatan atau China kemungkinan akan melakukan ini dalam produksi pertama,” Prediksi Enderle, “terutama karena negara-negara ini biasanya jauh lebih agresif dengan teknologi dan transportasi.”

Rush ke Pesawat Hybrid Listrik

Minat pengembangan bidang pesawat terbang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Petinju NASA Langley berhasil menerbangkan pesawat listrik 10-mesin pada 2015.

Aurora Flight Sciences dan A.S. Defense Advanced Research Projects Agency, atau DARPA, sedang mengerjakan pesawat eksperimental VTX XV-24A LightningStrike.

Zee Aero sedang mengerjakan pesawat hibrida elektriknya sendiri. Airbus sedang mengerjakan pesawat komersial hibrida melalui proyek E-Fan-nya.

Pada bulan November, insinyur dan desainer kedirgantaraan bertemu di Cologne, Jerman, di Electric & Hybrid Aerospace Technology Symposium 2017.

—————————————————————————————————————————————–

Translated By Annisa Ghozy

Pesawat Hibrida-Elektrik Zunum dapat mengacaukan penerbangan komersial

Zunum Aero, sebuah perusahaan rintisanyang didukung oleh Boeing dan JetBlue, pada hari rabu mengumumkan bahwa pihaknya sedang mengembangkan pesawat hibrid listrik regional dengan dukungan dari sel inovasi Boeing HorizonX dan JetBlue Technology Ventures. Pesawat yang nantinya akan memiliki 10 hingga 50 bangku penumpang ini akan dijadwalkan peluncurannya di awal 2020. Dengan pesawat terbang regionalnya, Zunum bertujuan untuk mendemokratiskan akses yang cepat, perjalanan terjangkau dengan jarak tempuh 700 miles di awal pelncuran, hingga lebih dari 1000 miles pada 2030.

Menurut Zunum, dari kelebihan pesawat hibrida yang akan ditawarkan, diantaranya adalah:

  • Penurunan waktu perjalanan pada koridor yang sibuk sebesar 40% pemotongan waktu perjalanan pada koridor perdagangan minim sebanyak 80%.
  • Penurunan tajam biaya operasional, memungkinkan harga tiket 40-80 persen dibawah harga saat ini;
  • Pemotongan emisi sebesar 80%, Cut emissions by 80 percent, penurunan drastis sampai nol seiring meningkatnya kepadatan baterai; dan
  • Pemotongan derau masyarakat sebesar 75 persen, memungkinkan akses 24 Jam menuju bandara yang lebih kecil.

Impian Zunum

Zunum sedang mengembangkan teknologi untuk menciptakan jaringan udara listrik regional yang akan menawarkan alternatif terjangkau bagi jalan raya dan kereta cepat. Pengoprasian akan berupa pelayanan point-to-point untuk keduanya  dan berperan sebagai pengisi ke bandara pusat. Perusahaan memiliki hubungan jangka panjang dengan badan pusat untuk mengoptimalkan daya dari sistem Elektro-Termal, sebuah pusat penelitian yang disponsori oleh NSF berlokasi di Universitas Illinois. Perusahaan juga bekerja sama dengan jaringan kolaborator di universitas-universitas terkemuka dan laboratorium pemerintah.

 

Zunum telah bekerja sama dengan Administrasi Penerbangan Negara bagian Amerika Serikat sejak 2014 untuk mendorong pengembangan standar sertifikasi untuk pesawat terbang listrik, perangkat lengkap diperkirakan rampung pada 2018. Listrik pertama kemungkinan akan disertifikasi pada tahun 2020.

Mendekonstruksi Visi Zunum

“saya menyukai ide dari perubahan menjadi pesawat hibrida dan saya pikir pesawat regional yang lebih kecil sangat cocok untuk bandara regional yang tidak disediakan oleh maskapai yang lebih besar,” ucap Jim McGregor, analis utama di Tirias Research.

“Biasanya saya akan bersikap skeptikal pada kemampua perusahaan baru untuk mencapai critical mass sehingga membuat perjalanan udara terasa lebih terjangkau,” katanya kepada TechNewsWorld, “akan tetapi penyokong dana Zunum, Boeing dan JetBlue, dapat mewujudkannya.”

Pada Selasa lalu Boeing meluncurkan HorizonX untuk berinvestasi di perusahaan teknologi tahap awal.

“Teknologi tersebut tersedia,” kata Wayne Plucker, direktur kedirgantaraan dan pertahanan Amerika Utara di Frost & Sullivan. Namun, pengisian tanahnya masih lambat, dan Zunum menunjukkan pipa kipas angin untuk mesin dan petunjuk pada turbin yang dipasang di pesawat untuk mengisi ulang baterai  memerlukan plafon penerbangan 20.000 sampai 30.000 kaki, ucapnya pada TechNewsWorld.

Kedepannya, “saya meragukan 40-80 persen pengurangan dana operasional,”, Plucker berkomentar. Hal yang terpenting, tiap penerbangan perlu mendapatkan cukup penumpang untuk mengimbangi biayanya dan itu merupakan sebuah tantangan bagi kasus bisnis mereka, tambahnya. Zunum memerlukan “jalur permintaan tetap untuk 50 penumpang lebih setiap harinya sepanjang tahun dan itu tidak tersedia untuk sekarang ini,” kata Plucker. “mereka tidak banyak.”

Pemotongan Industri Penerbangan

Jika rencananya berhasil, Zunum dapat menjadi pengaruh yang cukup mengacaukan di industri penerbangan.

“pikirkan dampak dari pemikiran Tesla di Industri Otomotif,” McGregor menunjukkan. “Hal yang sama dapat terjadi di penerbangan.”

Zunum “kemungkinan akan menganggu bus, kereta penumpang dan bahkan beberapa jasa berbagi perjalanan untuk taksi dan mobil,” kata Rob Enderle, analis utama di Enderle Grup.

“Anda bisa memiliki armada pesawat ini daripada mengangkut karyawan perusahaan transportasi bus dan mengubah beberapa tempat parkir menjadi lapangan udara pendek,” katanya kepada TechNewsWorld. “Google tampaknya telah mengantisipasi hal ini dengan lokasi Lapangan Moffett mereka di Silicon Valley.”

Namun, “beberapa tempat seperti Dubai, Korea Selatan atau China kemungkinan akan melakukan ini dalam produksi pertama,” Prediksi Enderle, “terutama karena negara-negara ini biasanya jauh lebih agresif dengan teknologi dan transportasi.”

Aliran ke Pesawat listrik hibrida

Ketertarikan pada pembangunan pesawat listrik telahmeningkat beberapa tahun terakhir. Peneliti NASA Langley berhasil menerbangkan pesawat listrik 10-mesin pada 2015.

Agensi Proyek Penelitian Mutakhir Ilmu Penerbangan Aurora dan Pertahanan Amerika Serikat atau disepbut DARPA, sedang mengerjakan pesawat eksperimen XV-24A Lightning Strike VTOL

Zee aero juga sedang mengerjakan pesawat listrik hibrida miliknya sendiri. Airbus mengerjakan iklan pesawat hibrida melalui proyek E-Fan miliknya.

Pada bulan November, Insinyur dan perancang dari Aerospace bertemu di Cologne, German, di Simposium listrik dan Aerospace Hibrida Teknologi 2017.

 

Leave a comment