Kotak Ceritamu (Part 1)

Jam sudah menunjukkan pukul 17.05, tapi aku masih saja berkutat dengan tumpukan kertas diatas meja. Jenny, teman sebelah ruanganku sudah setengah jam yang lalu pulang, hanya tinggal Aku, Riza, Melani dan beberapa staff HRD dibagian ruangan lain. Kulihat keluar jendela dari lantai 16, kemacetan sudah mengular di sepanjang jalan, lampu-lampu mobil sudah mulai gemerlapan. Tanda petang sudah datang menjemput malam.

“ughhh kenapa juga gue bisa kerja disini. I need a BREAK TIME” keluhku dalam hati.

Ya, pekerjaan sebagai sekertaris di perusahaan asing ini memang benar-benar menyita waktuku, terlebih lgi asisten yang sedang cuti karena hamil.

“Oh my god! How can She’s got pregnant while her boss is still single! What the!” gerutuku sambil buru-buru merapikan arsip dan laporan.

Akhirnya jam 18.15 aku nbaru keluar kantor dan mulai menikmati kemacetan Jakarta. Kepalaku mau PECAHHH !

…..

Aku terkapar lemas dengan laporan disamping ranjang yang harus diselesaikan sebelum minggu depan. Minggu depan sudah masuk minggu liburan idul fitri, banyak sekali yang harus diurus sebelum aku bisa menikmati liburan. Terfikir olehku untuk resign dari pekerjaanku sekarang ini. Namun gaji yang bisa dibilang lebih dari cukup membuatku berfikir ulang. Akhirnya aku hanya bisa menikmati penyikasaan ini.

Suara The Veronicas terdengar dari telepon genggamku, terpampang nomer yang sudah asing aku lihat. Kiki, sahabat SMA ku…

“Ness! Lo lagi ngapain? Eh sibuk ngga bsok? Weekend nih. Kumpul dong!” celotehnya tanpa henti.

“Duhhh ki, gue capek banget deh lagi mau istirahat aja besok. Lo aja main kesini”

“ah payah deh! Yaudah besok gue ke kos ya.”

Oke! See you tomorrow! Balasku.

Esok harinya kiki datang ke kos ku dibilangan Kuningan, tak biasanya dia mau datang repot-repot. Benar saja, setelah beberapa saat kita ngobrol ngalor ngidul, mwajahnya mulai berubah sedikit mellow.

Dia mulai bercerita kalau Aldi dan dia sudah menjalin cinta selama kurang lebih dua tahun tanpa diketahui siapapun. Bagaimana bisa? Ya, bisa. Mereka memang sudah pernah punya cerita di SMA, namun aku tak menyangka kalau mereka bisa lebih serius sekarang ini.

Aldi adalah temanku di SMA juga, sekarang dia sudah bekerja di salah satu penerbangan sebagai pilot. Tapi yang mengenaskan adalah, sahabatku ini hanya dijadikan yang kedua oleh Aldi, dia mulai bercerita awal mulanya yang membuat aku ngga habis pikir dia bisa terjerat tipu daya playboy ini.

Tapi yang namanya cinta, mau bagaimana lagi? Toh mereka sama-sama cinta. Cerita kiki benar-benar complicated. Air matanya mulai berlinang karena ia sudah tak tahan dengan rasa sakit itu. Aku hanya bisa memeluk Kiki dan bilang kalau diluar sana masih banyak pria lain yang jauh lebih baik dari Aldi.

“Makasih ya ness, lo selalu mau dengerin gue dari SMA sampe sekarang kita umur 22! Ganyangka banget punya sahabat kaya lo! You know me so well” ungkapnya seraya memelukku.

…….

Rapat akhir tahun telah selesai, namun ternyata ada yang mengejutkan di meeting terakhir ini. Ternyata Mr. Gaskarth akan resign dan digantikan oleh keponakan laki-lakinya nanti. Aku merasa sedih dengan keputusannya. Dia memang sudah cukup tua memimpin sektor perusahaan bagianku, namun kemurahan hatinya dan sikap ramah kepada karyawan membuatku menghargainya seperti ayah sendiri.

“Nessa, I would talk to you in the office right now.” Kata Mr. Gaskarth lewat telepon.

“Alright sir.” Balasku seraya menutup telpon. Aku bergegas ke kantornya.

Betapa kagetnya ketika aku melihat seorang laki-laki yang sangat amat menarik berada di samping Mr. Gaskarth. Laki-laki blasteran ini berwajah dingin dan matanya sangat tegas, namun disisi lain, garis wajahnya amat ramah walaupun sekilas. Aku pun bersikap setenang mungkin.

“So, Nessa this is my niece. Adam Gaskarth. Adam this is Nessa, and you know what Adam? She is the best employee of mine” ucap Mr. Gaskarth mengenalkanku padanya.

“He will lead up the company for now, because I think I’m not supposed to be here anymore. I would enjoy the rest of my life without  struggle with this company ha ha ha ha” candanya.

“So, I hope you’ll company Adam and help him as usual you helped me before. He’s not much older than you, so i thought it’ll be easy workinh together.” Katanya lagi.

“Ok, sir i’ll do my best.” Jawabku.

Kurasakan sorot matanya tajam melihatku saat aku izin keluar ruangan. Ia tidak mengatakan sepatah kata pun setelah kita berjabat tangan. Benar-benar cowok yang aneh.

…….

Tasya sahabat SMA ku menelfon malam-malam, Isak tangisnya terdengar diseberang sana.

“Nessa.. maaf aku telepon kamu malam-malam ya, aku ngga tau haru cerita kesiapa lagi. Aku udah ngga tahan lagi. Aku mau cerai Ness. Nando sudah keterlaluan! Aku ngga mau Nindya punya Ayah kaya dia! Kasian Nindya” isak tangisnya pecah di sambungan telepon.

Ya, tasya adalah sahabat baikku yang kurang beruntung, ia harus menjadi Ibu rumah tangga saat umur 19 tahun. Dia sudah harus merasakan mengurus anak diumur yang amat muda. Namun aku dan sahabat yang lain senang atas kelahiran anaknya.

Married by Accident memang tidak mudah, dia wanita tertangguh yang pernah kukenal. Aku coba menenangkannya, memberi saran agar tetap kuat dan bilang hal yang terpenting adalah dia dan Nindya, anaknya.  Kehidupannya sudah menyangkut dengan seorang suami, dan bukan hak ku untuk mencampuri urusan rumah tangga orang. Akhirnya Tasya mengerti, dia hanya ingin seseorang mendengarkan ceritanya saja. Kehidupannya hancur, tapi dengan adanya Nindya, dia cukup kuat untuk berdiri lagi dan lagi.

“Makasih ya nes, iya ngga apa. Lo ngga usah kasih saran. Gue Cuma butuh lo aja sebagai pendengar. Makasih banyak Nessa, udah bikin gue kuat selama ini. Lo sahabat terbaik gue! Ucapnya sambil menutup telepon setelah itu.­

 

 

 

 

 

Leave a comment